Oleh Ustadz Abrar Rifai
(Malang)
Seorang Gus ganteng sahabat dan guru saya, dosen di UIN Supel Surabaya dan pengasuh di Ponpes Mabadiul Maarif, Kencong, Jember menegaskan bahwa sekian banyak kekuatan eksternal ingin menjatuhkan Gus Dur, baik saat menjabat Ketum PBNU atau pun Ketua Dewan Syuro PKB, semuanya tumbang tak berdaya.
Dan bahkan seorang Soeharto sekalipun, waktu itu sengaja memecah NU, juga tak berkutik!
Namun, Gus Dur ternyata tidak begitu digdaya menghadapi tusukan dari dalam. Hingga akhirnya Gus Dur tersingkir, PKB dikuasai Muhaimin Iskandar hingga kini. Sampai Gus Dur meninggal dunia. Rahimahullaah.
Nah, PKS pernah dihantam badai yang sangat dahsyat terkait operasi 'daging sapi' yang menggunakan tangan dan kaki KPK. Semua qiyadah dan jundi solid. Kita bahu membahu menyelamatkan perahu ini agar tidak sampai koyak dan tenggelam, walau sehebat apapun badai menerjang.
Alhamdulillah, dengan dikomandani Presiden Anis Matta, PKS tetap lanjut berlayar mengarungi bahtera dakwah siyasah. PKS tetap tegak berdiri di tengah beragam intrik politik yang saling jegal dan menumbangkan sesama rival dan kompetitor. Hingga akhirnya PKS berhasil menjungkirbalikkan analisa banyak pengamat yang sebelumnya menyebut PKS sudah kiamat.
Tapi saya tidak terlalu yakin, bahwa PKS akan bisa tetap bertahan kalau terus berkutat dengan konflik yang tidak penting seperti sekarang ini. Ngotot memecat Fahri Hamzah, mengajak semua orang untuk tidak berinteraksi dan berhubungan dengan Fahri, seakan-akan Fahri ini lebih jahat dari tentara Zionis Israel. Coba jujurlah, apa manfaat semua itu?
Saya tegaskan sekali lagi, menghitung Fahri jangan seperti mengira Ust. Yusuf Supendi, Syamsul Balda, Ust. Saiful Islam, Zirlyrosa dan apalagi Gamari dan Misbahun. Satu hal saja, Fahri adalah peraih suara terbanyak di PKS melampaui suara seorang Ust. HNW sekalipun. Belum lagi kalau kita bicara banyak hal lain terkait saham Fahri di partai.
Lihat saja bagaimana reaksi banyak kader dan simpatisan menyikapi pemecatan Fahri, adakah reaksi seperti ini terjadi pada pemecatan semua orang yang saya sebutkan di atas? Padahal kalau bicara perlawanan, saya kira perlawanan Ust. Yusuf Supendi dulu jauh lebih keras daripada perlawanan Fahri. Hanya bedanya, dulu Ust. Yusuf Supendi sendirian, sedang Fahri sekarang genderangnya ikut ditabuh banyak kader: baik yang malu-malu dan takut, sampai dengan yang terbuka dan terang-terangan seperti saya.
Maka, andai pemilu dilaksanakan hari ini, masihkah PKS bisa melampaui Electoral Threshold sekalipun? *sekedar tanya*