Ada yang membanggakan era kepemimpinan PKS saat ini yang dikatakan kembali ke asholah dakwah.... termasuk kesederhaaan. Diantara indikasinya acara-acara PKS tidak digelar di hotel-hotel (mewah).
Mungkin pernyataan itu sebagai bukti PKS kembali sederhana, tidak seperti era kepemimpinan sebelumnya yang suka di hotel-hotel mewah.
Tapi sekarang, Hotel Sheraton Jogja jadi tempat PKS Legislators Summit 2016 yang digelar selama empat hari, 18-21 Mei 2016.
Sebetulnya itu tidak masalah. Pertemuan 1000-an anggota DPR/DPRD se Indonesia pasti butuh tempat yang lapang dan nyaman. Gak mungkin di lapangan sambil lesehan. Kesederhanaan/tawadhu tidak diukur dari sarana prasarana. Karena sarana mengikuti kebutuhan.
Yang bahaya adalah upaya PENCITRAAN. Karena akan jadi bumerang.
Sama seperti dulu MENPAN Yuddy yang di awal menjabat menteri bikin gebrakan PNS dilarang acara di hotel. Alasan penghematan dan kesederhaan. Namun ternyata jadi bumerang. Dan akhirnya larangan itu dibatalkan. Karena malah merepotkan.
Jokowi sebelum jadi Presiden juga dicitrakan sederhana, dengan baju celana sepatu yang murah. Naik bajaj saat ke KPU. Tapi sekarang tetep saja pakai pesawat Kepresidenan warisan SBY. Padahal dulu, para pendukung Jokowi membully SBY saat pembelian pesawat kepresidenan.
Itulah pencitraaan. Akan jadi bumerang.