Jakarta – Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Budyatna menyarankan Presiden PKS Sohibul Iman mendirikan partai sendiri jika ingin para kadernya patuh kepada dirinya. “Kalau ingin semua kader patuh, presiden PKS sebaiknya dirikan saja partai sendiri. Sama halnya dengan SBY dengan partai Demokrat, Megawati dengan PDIP, Prabowo dengan Gerindranya. Hanya dengan cara seperti itu semua kader pasti patuh karena ketua umum memiliki hak veto,” kata Budyatna di Jakarta, Senin (25/4).
Menurut Budiyatna, Sohibul tidak bisa berperilaku seperti ketua – ketua umum partai lainnya, karena karakter PKS yang berbeda. Sejak awal PKS didirikan untuk memperjuangkan nilai-nilai islam, makanya menjadi partai kader. Tidak ada satupun kader PKS sejak awal didirikan, memiliki patron yang harus diikuti tanpa syarat.
“Saya geli membaca berita bahwa Sohibul mempersilahkan Fahri Hamzah pindah ke partai lain, agar bisa belajar untuk taat dan patuh pada putusan ketua umumnya. PKS sudah berubah dari partai kader menjadi partai yang sama saja dengan partai lainnya. Cuma tidak bisa berjalan karena Sohibul bukan tokoh yang sejak awal mendirikan dan membesarkan partai seperti Prabowo, Megawati, SBY, dan Wiranto,” jelasnya.
Kalau memang PKS partai kader, lanjutnya, tidak mungkin ada pemecatan dan penyingkiran kader yang dinilai semena-mena. Sohibul, kata budyatna, bukan nabi yang tidak memiliki salah, dia hanya manusia biasa.
“Kalau dia nabi, maka harus patuh dan taat padanya. Tapi dia kan manusia biasa yang kebetulan sekarang menjadi pemimpin. Sebagai manusia biasa, wajar kalau dia berbuat salah dan tidak harus semuanya diikuti. Saya rasa kader PKS memahami ini semua, namun saat ini banyak yang takut menyuarakan kebenaran karena cemas kehilangan jabatan. Makanya Fahri saat ini seperti musuh bersama di PKS,” imbuhnya.
Sumber: JPNN