[portalpiyungan.com] Lembaga advokasi halal, Indonesia Halal Watch (IHW), meragukan kehalalan daging yang akan diimpor pemerintah untuk memenuhi stok selama Ramadhan dan Idul Fitri 1437 Hijriyah. Pasalnya hingga kini tidak jelas dari mana daging tersebut berasal.
"Untuk memenuhi standardisasi produk itu, RPH harus dicek juga. Pemerintah harus menjamin betul produk halal itu, jangan asal impor daging," ujar Direktur Eksekutif IHW Ikhsan Abdullah, seperti dilansir Republika.co.id, (8/6/2016).
Apabila daging tersebut didatangkan dari Australia, maka harus ada penegasan dari negara bagian mana daging itu berasal. Ada beberapa negara bagian Austalia yang sudah bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) terkait daging halal sehingga bisa dipakai.
Namun masih banyak juga negara bagian yang tidak bekerja sama dengan LPPOM-MUI. Seharusnya, kata Ikhsan, daging hanya diimpor dari negara bagian yang sudah bekerja sama dengan LPPOM MUI saja. Poin tersebut hendaknya menjadi salah satu syarat penting ketika pemerintah hendak mengimpor daging.
Kehalalan daging impor juga diragukan oleh Gubernur Jawa Timur H. Sukarwo alias Pakde Karwo.
"Banyak permintaan agar Jatim meniru DKI Jakarta menjual daging murah bersubsidi. Saya tegaskan Jatim tidak bisa mengikuti. Karena Warga Jatim masih suka daging segar bukan daging beku. Selain itu, saya meragukan cara menyemblih daging import itu," kata gubernur Jatim melalui akun twitternya @pakdekarwo1950, Kamis (9/6/2016).
Konsumen juga meragukan.
Seorang netizen Hesty Syani Barrett yang tinggal di Vallejo, CA, United States, memberi pesan untuk keluarga besarnya di Indonesia, "Kepada keluarga besar ku, hati-hati beli daging karena beredarnya daging import beku. Untuk sementara, jangan konsumsi daging dulu. Lebih baik beli Ayam. Mengerikan," tulisnya melalui jejaring facebook, Minggu (12/6).