Bulan suci Ramadhan rupanya memberikan hidayah tersendiri bagi Surya dan Wenny.
Setelah melewati seminggu jalannya Ramadan, keduanya dengan tulus mengikrarkan diri di hadapan puluhan jamaah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Cheng Ho Sriwijaya usai Zuhur, Minggu (12/6).
Suasana pengucapan syahadat yang dibimbing Ustadz Salim ini berlangsung khidmat.
Apalagi saat tiba giliran Wenny, wanita yang sebelumnya memeluk Budha ini membuat siapapun terharu.
Saat mengucapkan syahadat, suaranya pun bergetar diiringi dengan tangis yang tak kuasa ia bendung.
Para jamaah pun turut mendoakan atas kedatangan dua saudara muslim baru tersebut.
"Saya sudah tiga tahun ikut puasa, meskipun ada bolongnya. Saat ditanya apa agama saya waktu itu, saya mengaku Islam,"
"Karena sudah nyaman dengan Islam dan baru sekarang secara sah," ujar wanita keturunan Tionghoa ini.
Hal serupa juga dialami Surya.
Pria 27 tahun yang sebelumnya memeluk Khatolik ini merasa tentram pasca mengucapkan Syahadat.
"Alhamdulillah tidak ada paksaan dari siapapun. Ini murni dari hati saya," ungkap karyawan swasta ini.
Sementara itu, Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumsel, H Effendi mengatakan, selama Ramadhan tahun ini ada 3 orang Mualaf yang terdaftar.
Dua berikrar di masjid Cheng Ho Sriwijaya, dan satu lagi berikrar di sekretariat PITI Sumsel di Jln Bambang Utoyo selepas Ashar.
"Seseorang dikatakan mualaf tersebut selama 4 tahun, dan selama itu juga ia harus belajar mengenai Islam termasuk tata cara ibadah,"
"Kita doakan saja semoga bisa bertambah dan banyak memperoleh hidayah, sebab tidak ada paksaan untuk masuk Islam. Semua tergantung dari niat masing-masing," ujarnya.
Ia menambahkan, sebelum resmi memeluk Islam harus terlebih dahulu meyakinkan diri dan mengenali Islam secara perlahan.
Barulah kemudian membuat surat pernyataan jika bersungguh-sungguh untuk meninggalakan agama sebelumnya.
"Siapa pun yang ingin belajar, akan kita bimbing. Insya Allah kalau bersungguh-sungguh akan diberi kemudahan oleh Allah SWT," ujarnya. (*)