[portalpiyungan.com] Sebagian teman jika ditanya, sudah berapa juz al Quran yang dibaca pada bulan suci ini? Ada yang menjawab "Saya sudah satu kali khatam", ada juga yang menjawab "bagi saya yang penting bukan berapa banyak ayat yang dibaca, tetapi berapa banyak ayat yang bisa di fahami."
Bagi anda yang menjawab “Saya sudah satu kali khatam dan akan mengkhatamkan berkali kali, tentunya itu adalah perbuatan yang sangat mulia, bahkan Imam Syafi’I mengkhatamkan Al Quran 60 kali di bulan Ramadhan, dengan demikian kuantitas (jumlah) bacaan juga menjadi penting di bulan ini tentunya dengan tidak menyampingkan kualitasnya.
Salafus shalih telah memberikan teladan kepada kita dalam mewarnai bulan yang mulia ini dengan interaksi yang intensif bersama al-Qur’an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri setiap tahunnya menyetorkan hafalan al-Qur’an kepada Jibril ‘alaihis salam di setiap malam di bulan Ramadhan.
Demikian pula salafus shalih, mereka memperbanyak membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan, di dalam maupun di luar sholat.
Az-Zuhri rahimahullah berkata apabila telah masuk bulan Ramadhan, "Sesungguhnya ini adalah kesempatan untuk membaca al-Qur’an dan memberikan makanan."
Imam Malik rahimahullah, apabila telah datang bulan Ramadhan maka beliau menutup majelis hadits dan mengkhususkan diri untuk membaca al-Qur’an dari mushaf.
Qatadah rahimahullah pada bulan Ramadhan mengkhatamkan al-Qur’an setiap tiga malam, sedangkan pada sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkannya setiap malam.
Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah, pada sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkan al-Qur’an setiap dua malam (lihat Majalis Syahri Ramadhan karya Syaikh Utsaimin, hal. 26-27 cet. Dar al-‘Aqidah).
Jika kita melihat contoh yang dilakukan oleh nabi dan para salafus shalih, maka dapat kita katakan mengkhatamkan Al Quran berkali kali di bulan Ramadhan adalah perbuatan yang sangat mulia.
Dan janganlah dengan alasan bahwa yang penting adalah mengamalkan dan meresapi kandungannya lalu anda tidak mengkhatamkan Al Quran di bulan ini, alangkah lebih baiknya jika membaca, menghafal dan memahami kita bisa lakukan secara bersama sama.
Saya khawatir itu hanya alasan anda untuk berinteraksi secara minimal dengan Al Quran di bulan yang penuh kemuliaan ini, dan akhirnya kedua-duanya tidak bisa maximal yaitu membaca dan memahami, lalu anda tidak menjadi sibuk dengan Al Quran di bulan mulia ini.
Nabi Saw bersabda “ إقرإ القران فى أربعين “ Bacalah Al Quran dalam 40 hari “ ( Hr Abu Daud)
Hadist di atas menunjukkan bahwa menyelesaikan bacaan Al Quran dalam sebulan adalah sebuah perbuatan yang sesuai dengan sunnah.
Hadist ini juga menuntun kita bahwa janganlah seorang muslim mengatakan "Yang penting saya membaca Al Quran. Adapun perkara kapan khatamnya itu tidak penting, yang penting paham, tadabbur dan seterusnya". Sikap ini merupakan bentuk interaksi dengan Al Quran yang belum sesuai dengan sunnah Nabi saw, demikian jelas KH Abdul Aziz Abdur Rauf Lc Al Hafizh dalam bukunya Tarbiyah Syakhsiyah Quraniyah.
Adapun hadist yang berbunyi لا يفقه من يقرأ فى أقل من ثلاث "Tidak akan paham bagi yang membaca Al Quran kurang dari tiga hari", hadist ini menurut para ulama berlaku untuk diluar bulan Ramadhan, sedangkan untuk di bulan Ramadhan silahkan mengkhatamkan Al Quran berkali –kali.
Dengan demikian, mari kita khatamkan Al Quran dibulan ini dan usahakan lebih dari satu kali karena kemuliaan bulan ini, dan mari juga kita hafal ayat ayatnya kemudian kita tadabburi, karena ketiga kegiatan tersebut adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan. (Adi Sucipto)
#RamadhanKariim