Ittijah Intiqa-iy (Trend Memilih-Milih)
مِمَّا قَالَهُ فَضِيْلَةُ الدُّكْتُور مُحَمَّد رَاتِب النَّابْلُسِيّ
(Diantara “wejangan” yang mulia DR. Muhammad Ratib An-Nablusi adalah...)
خُطُوْرَةُ الاِتِّجَاهِ اَلاِنْتِقَائِيِّ
(Bahayanya trend pilih-pilih)
أَخْطَرُ اِتِّجَاهٍ فِي الْإِسْلَاِم أَنْ نَنْتَقِيَ مِنْهُ مَا يُعْجِبُنَا، وَأَنْ نَدَعَ مِنْهُ مَا لَا يُعْجِبُنَا
(Trend paling berbahaya dalam ber-Islam adalah trend yang mengajak kita untuk memilih-milih bagian dari agama yang cocok dengan selera kita serta meninggalkan bagian-bagian dari agama yang kita tidak ada selera terhadapnya.)
هَذَا الاِتِّجَاهُ اَلاِنْتِقَائِيُّ خَطِيْرٌ جِدًّا، لِأَنَّ هَذَا الدِّيْنَ كُلٌّ لَا يَتَجَزَّأُ، وَهُوَ مِنْ عِنْدِ الْخَبِيْرِ، مِنْ عِنْدِ الْعَلِيْمِ، مِنْ عِنْدِ الَّذِيْ يَعْلَمُ وَحْدَهُ أَسْبَابَ سَلَامَتِنَا وَسَعَادَتِنَا
(Trend pilih-pilih ini sangat berbahaya sekali, sebab agama ini (Islam) adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, sebab semuanya datang dari Allah Dzat yang Maha Mengetahui mana yang membawa maslahat dan mana yang mendatangkan madharat, Dzat yang Maha Berilmu. Islam ini adalah agama yang datang dari satu-satunya Dzat yang mengetahui sebab-sebab keselamatan dan kebahagiaan kita.)
فَإِذَا أَخَذْنَا مَنْهَجَهُ، وَاخْتَرْنَا مِنْهُ مَا يُعْجِبُنَا، وَتَرَكْنَا مَا لَا يُعْجِبُنَا لَنْ نَسْتَطِيْعَ أَنْ نَقْطِفَ مِنْ هَذَا الدِّيْنِ شَيْئًا.
(Oleh karena itu, jika kita mengambil manhaj Islam dengan cara mengambil bagian-bagian yang sesuai dengan selera kita dan meninggalkan bagian-bagian yang tidak sesuai dengan selera kita, maka [dipastikan] kita tidak akan memetik buah manfaat apapun dari agama ini.)
Comment:
Adanya ittijah intiqa-iy ini mengingatkan saya dengan adanya satu pola atau kecenderungan dari sebagian orang yang memilih-milih bagian-bagian tertentu dari suatu dalil, atau taujih atau sumber dengan cara yang sama, yaitu meng-quote yang sesuai selera dan membuang yang tidak sesuai selera.
Lebih buruk lagi adalah kalau selera yang dimaksud itu bukan selera dirinya sendiri, akan tetapi, selera-selera “titipan” dari orang lain.
Do’a:
"Ya Allah, tunjukilah kami ke jalan-Mu yang lurus, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat, amin."
__
*dari status Fb ustadz Musyafa Ahmad Rahim, Jumat (20/5/2016)