Cuma dari kangkung, seorang praktisi hydrophonic Charlie Tjendapati mengungkapkan dirinya bisa mendulang rupiah yang fantastis.
Melalui akun facebooknya, Charlie Tjendapati men-share pengalamannnya dan berbagi tips dalam bertani kangkung secara hydrophonic (hidroponik).
Berikut penuturan Charlie Tjendapati:
Cuma kangkung....
Berminggu ini diundang hadir buat berbagi di beberapa kebun seputaran Jawa Barat, untuk sharing dan bertukar pengalaman. Menyenangkan dan menjanjikan banget. Bukan buat sombong atau pamer, tetapi semoga jadi suatu referensi bagi generasi muda tentang kehidupan bertani. Bertani bisa menjadi penunjang kehidupan, seperti aq bisa menunjang kehidupan keluarga dan orang lain.
Balik lagi ke kangkung....
Hidroponik ini menggunakan paralon ajjah, karena kami cuma ahli melubangi paralon dan sesuai dengan kantong.
Jumlah lubang tanam ada 86.400 lubang.
Sekilo kangkung ada 64 tanaman dalam 16 netpot, berarti isi net pot ada 4 tanaman kangkung (kadang 5 atau 6). Berarti jumlah panen ada sekira 86.400 : 16 = 5400 kg.
Jika panen kangkung berumur 20 HST, maka setiap 10 hari akan dipanen sekira 2700 kg, dalam sebulan akan dipanen 8100 kg.
Harga kangkung Rp. 12.000/kg , maka akan didapat pendapatan sekira 8100 kg x Rp. 12.000 = Rp 97.200.000.
Fantastis!
Memang biaya investasi dan pengeluaran bulanan juga besar, tapi tetap akan ada margin yang besar buat sang empunya.
Masih ada yang bilang jadi petani itu ga menyenangkan?
***
Demikian penuturan Charlie Tjendapati.
Petani kangkung hidroponik lain mengatakan, "Kangkung hidroponik dapat tumbuh dalam usia 3 minggu, dan enaknya bisa dipanen 3 kali, rasanya juga lebih kriuk dan bebas pestisida."
Selengkapnya bagi yang tertarik, Anda bisa bertanya langsung via Fb Charlie Tjendapati:
Link: https://www.facebook.com/charlie.tjendapati/posts/819459088160665