Gaji tinggi? Sudah. Kesempatan karir yang bagus? Jelas!Nama prestigius? Check. Jika perusahaan tempatmu bekerja memenuhi tiga hal tersebut, rasa-rasanya kamu sudah menemukan pekerjaan impianmu.
Namun, ada satu hal yang kamu tidak boleh lupakan, yaitu budaya perusahaan. Budaya perusahaan yang buruk bisa membuat kamu tidak bahagia dalam pekerjaanmu. Setinggi apa pun gajimu, budaya kantor yang buruk cepat atau lambat akan menyiksamu dalam pekerjaan. Nah, untuk kamu yang baru akanmemilih pekerjaan pertama, atau sudah mulai bekerja, wajib perhatikan tujuh tanda bahwa kantormu punya budaya kerja yang buruk ini.
1. Karyawan yang menggosipkan satu sama lain merupakan tanda budaya kerja yang buruk.
Biasanya, di kantor ada saja orang yang memang senang bergosip dan membicarakan orang lain. Namun, jika hampir seluruh karyawan senang bergosip dan menjelekkan satu sama lain, artinya ada yang salah dengan budaya kerja kantormu. Kantor yang dipenuhi gosip berarti kurang adanya tenggang rasa antar karyawan, serta antara karyawan dan atasan. Kalau melihat kecenderungan kantor seperti ini, hindari ikut bergosip, atau justru, kabur dan carilah perusahaan lain!
2. Ada yang tidak beres dalam perusahaan jika banyak pegawai yang mudah masuk dan keluar.
Merekrut karyawan bukanlah pekerjaan yang mudah, tapi mempertahankan karyawan bahkan lebih sulit. Namun, perusahaan dengan budaya kerja yang baik akan dengan mudah membuat karyawannya betah. Jika dalam kantor banyak orang yang hanya tahan bekerja beberapa bulan saja, hal itu berarti ada yang salah dengan perusahaan tersebut. Budaya kerja yang baik akan membuat karyawan betah, karena toh, tidak mungkin banyak orang keluar dari pekerjaan jika kantor baik-baik saja. Bisa jadi, sumber masalahnya ada di bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya.
3. Bila yang "dijual" justru “kekerenan” kantornya, biasanya untuk tutupi budaya buruk.
Anak muda, terutama yang baru lulus kuliah biasanya gampang tergoda dengan foto-foto kantor yang keren dan terlihat menyenangkan. Ya, perusahaan dengan desain kantor yang cool dan fasilitas yang tidak kamu dapatkan di perusahaan lain memang sangat menggoda untuk dimasuki. Namun, jika suatu perusahaan justru lebih menonjolkan “kekerenan” kantornya daripada produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan tersebut, kamu harus berhati-hati. Bisa saja ini merupakan usaha perusahaan untuk menutup-nutupi budaya kantor yang buruk.
4. Karyawan yang selalu saling menyalahkan satu sama lain akan membuatmu menderita.
Mengakui kesalahan yang kamu lakukan di dalam pekerjaan merupakan hal yang baik, karena menunjukkan bahwa kamu bertanggungjawab. Namun, bagaimana jika rekan kerjamu tidak pernah berhenti menyalahkanmu? Atau bagaimana jika kamu melihat banyak orang yang saling menyalahkan satu sama lain? Ini adalah bentuk budaya kerja buruk. Sebuah tim atau departemen yang baik seharusnya saling mendukung satu sama lain. Jika rekan-rekan kerjamu lebih fokus menyalahkan daripada membantu dan berikan solusi, maka kamu harus mulai memikirkan untuk berganti pekerjaan.
5. Semua orang selalu bekerja lembur dan tidak punya kehidupan di luar kantor.
Batasan antara dedikasi dan mengorbankan diri secara berlebihan itu tipis. Kamu dan teman-teman kantormu boleh saja lembur sekali-kali, jika memang suatu proyek atau tugas penting harus diselesaikan dengan cepat. Namun, jika hampir setiap orang selalu pulang di atas jam kantor, maka ada yang salah dengan manajemen perusahaan tersebut. Hal ini bisa berarti perusahaan tidak dapat mendelegasikan tugas dengan baik, mengambil terlalu banyak pekerjaan di luar kapasitas karyawan, atau tidak melatih karyawan untuk bekerja dengan efektif dan efisien. Perusahaan yang baik tidak akan membiarkan karyawannya bekerja tak kenal lelah. Justru, perusahaan dengan budaya yang baik akan mendorong karyawannya tetap punya waktu untuk keluarga dan hobi.
6. Para karyawan ragu, bahkan takut untuk menyampaikan pendapatnya.
Perusahaan dengan budaya kerja yang demokratis ditunjukkan dengan adanya kebebasan bagi karyawan untuk menyampaikan ide dan pendapat ke atasannya. Jika ide karyawan tidak pernah diterima atau bahkan dipertimbangkan, maka karyawan lama-kelamaan akan sungkan untuk menyampaikan pendapat. Ini tanda yang jelas bahwa kantor punya budaya buruk, karena hanya memperlakukan karyawan layaknya mesin, bukan sebagai aset untuk memajukan bagi perusahaan lewat pemikiran-pemikiran segar.
7. Tidak ada inisiatif dari perusahaan untuk mengembangkan kompetensi karyawannya.
Apakah kamu mau mengabdikan diri bertahun-tahun untuk sebuah perusahaan, tapi tidak merasa tumbuh dan berkembang? Tentu tidak. Itulah mengapa, perusahaan dengan budaya yang baik tidak hanya mementingkan kesejahteraan karyawannya dari segi materi (dengan gaji dan tunjangan), tapi juga pengembangan diri, seperti kompetensi dan kepemimpinan. Misalnya, melalui program-program pelatihan yang khusus dibuat atau dibiayai oleh perusahaan. Kalau pun perusahaan tempatmu bekerja tidak memiliki program-program ini, setidaknya lihat apakah manajer atau atasanmu selalu mendorong kamu untuk berkembang lebih jauh lagi. Jika tidak ada atasan yang peduli akan hal ini, dapat dipastikan perusahaanmu tidak peduli dengan pengembangan dirimu.
Kalau kantormu yang akan kamu masuki atau tempat bekerjamu sekarang punya setidaknya 4 dari 7 tanda di atas, maka ada baiknya kamu mulai mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru. Tidak mau kan, selamanya bertahan di kantor dengan budaya kerja yang buruk?